Diberdayakan oleh Blogger.

Sample

About Me

Followers

BTemplates.com

Popular Posts

RSS

Pages

Drama proklamasi kemerdekaan dalam rangka acara milad ma al-falah yang ke 25


DRAMA DETIK DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN
DALAM RANGKA ACARA MILAD MA AL-FALAH YANG KE 25
16 Agustus 1945 Pukul 04.00 rombongan pemuda menculik Bung Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok tanpa sepengetahuan Golongan Tua.

Soekarni          : (mengetuk pintu dengan keras) “Assalamuaikum”
Hatta   : (membuka pintu) ”Waalaikumsalam”
Darwis : “Mari Bung, Bung Hatta harus ikut kami!”
Hatta   : “Akan dibawa kemana aku ini ? Lagipula mengapa kita harus pergi ?”
Soekarni          : “Rengasdengklok. Ini sudah menjadi keputusan para pemuda. Selain itu, rakyat akan menyerbu kota.”
Hatta   : “Apa yang anda bicarakan? Jika itu benar, kita tidak akan bisa melawan karena tentara Jepang di Jawa masih utuh.”
Darwis : “Ini sudah jadi kesepakatan kami Bung dan anda harus tetap ikut kami ke Rengasdengklok.”
Soekarni          : “Ini demi kebaikan anda Bung.”
Darwis : “Ayolah Bung, waktumu hampir habis.”
Hatta   : “Baiklah.”

ADEGAN 1
Rombongan pemuda juga menculik Soekarno. Soekarno bersedia ikut dengan rombongan pemuda ke Rengasdengklok jika anak dan istrinya diajak pula.
Wikana            : (mengetuk pintu dengan keras) “Bung Karno, Bung Karno!”
Soekarno         : (membuka pintu) “Iyaa, ada apa?”
Shaleh : “Anda harus ikut kami ke Rengasdengklok”
Soekarno         : “Untuk apa aku ikut dengan kalian?”
Wikana            : “Ini sudah jadi kesepakatan para pemuda Bung, kami akan membawa anda dan Bung Hatta ke Rengasdengklok”
Soekarno         : “Tak sadarkah kalian jika aku memiliki istri dan anak yang masih kecil, bagaimana dengan mereka?”
(Tiba-tiba ada suara tangisan, Fatmawati keluar menggendong Guntur)
Fatmawati       : “Ada apa ini Kangmas? Mengapa banyak orang? Guntur sangat takut mendengar suara kalian.”
Soekarno         : “Nimas, pemuda-pemuda ini akan membawaku dan Hatta ke Rengasdengklok.”
Fatmawati       : “Untuk apa Kangmas?”
Shaleh : “Untuk menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang, Bu.”
Fatmawati       : “Lalu bagaimana denganku dan Guntur? Kalian akan meninggalkan kami?”
Soekarno         : “Benar, aku tidak mau berpisah dengan istri dan anakku. Jika kalian membawaku, kalian juga harus membawa mereka.”
Wikana            : “Baiklah Bung, kami akan membawa anda dan anak istri anda, tetapi kita harus pergi sekarang.”
Soekarno         : “Baiklah.”

ADEGAN 2
Rombongan pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta tiba di Rengasdengklok. Bung Hatta telah sampai terlebih dahulu sebelum Bung Karno. Keduanya dibawa ke sebuah ruangan di dalam rumah Jiaw Kie Song.
Hatta   : “Sebenarnya apa mau kalian sehingga aku dibawa kemari?”
Soekarni          : “Kami ingin anda dan Bung Karno segera melaksanakan proklamasi (melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Hatta)
(Soekarno, Wikana,  Fatmawati masuk ke ruangan)
Hatta   : “Bung Karno!”
Soekarno         : “Hatta, ternyata kau sudah disini.”
Hatta   : “Iyaa, mereka membawaku kemari, mereka membawa Fatma dan Guntur juga?”
Soekarno         : “Iyaa Hatta, benar.  Soekarni, ada apa sebenarnya?”
Soekarni          : “Begini Bung, kami ingin anda berdua segera memproklamasikan kemerdekaan kita. Jepang sudah menyerah Bung, ini saat yang tepat untuk kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno         : “Mengapa kau begitu mudah percaya kabar itu Karni? Jepang pasti akan memerdekakan kita. Tapi bukan sekarang.”
Wikana            : “Saya tidak setuju dengan itu Bung, kami para pemuda ingin kemerdekaan atas jerih payah kami sendiri, bukan karena hadiah dari Jepang.”
Soekarni          : “Itu benar Bung, bila kita merdeka atas hadiah Jepang, maka kita adalah bentukan Jepang, kita bisa dijajah lagi Bung.”
(Shaleh masuk tergopoh-gopoh)
Wikana            : “Ada apa Shaleh, mengapa kau terengah-engah seperti itu ?”
Shaleh : “Ada Mr. Soebardjo, dia memaksa masuk ingin menjemput Bung Karno
Wikana            : “Baiklah aku akan keluar untuk menemuinya.” (keluar bersama shaleh)
(Di luar ada Soebardjo)
Soebardjo        : “Wikana, bisakah aku menemui Soekarno dan Hatta ?”
Wikana            : “Untuk apa Anda ingin bertemu mereka, Bung?”
Soebardjo        : “Rapat PPKI batal karena mereka tak ada jadi aku kemari ingin menjemput mereka.”
Shaleh : “Tidak bisa, anda tidak berhak membawa pulang mereka Bung.”
Soebardjo        : “Mengapa ?”
Wikana            : “Karena kami para pemuda sudah sepakat untuk mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan.”
Soebardjo        : “Kalau begitu ijinkan aku menemui mereka terlebih dahulu”
Wikana            : “Baiklah, mari masuk.”
(Soebardjo, Wikana, Shaleh masuk menemui Soekarno dan Hatta)
Soekarno         : “Ada apa Soebardjo ?”
Soebardjo        : “Rapat PPKI batal. Selain itu saya ingin menyampaikan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.”
Soekarno         : “Jadi berita tersebut benar adanya?”
Soebardjo        : “Iyaa benar Bung.”
Hatta   : “Bukankah saya dan Sjahrir sudah memberitahukan kepada Anda Bung?”
Soekarno         : “Tapi saya belum percaya Hatta”
Wikana            : “Kalau begitu tunggu apalagi? Mari kita memproklamasikan kemerdekaan kita.”
Shaleh : “Benar Bung!”
Hatta   : “Iyaa, sebaiknya memang begitu Bung.”
Soekarno         : “Baiklah saya akan menuruti permintaan kalian.”
(Fatmawati menggendong Guntur yang menangis, menghampiri mereka)
Fatmawati       : “Bolehkah kami pulang ? Lihatlah Guntur daritadi menangis terus.”
Soebardjo        : “Benar, bolehkah saya membawa pulang Bung Karno dan Bung Hatta, Wikana?”
Wikana            : “Tidak!”
Soebardjo        : “Saya berjanji akan menjaga mereka dengan taruhan nyawa saya.”
Wikana            : “Apa aku bisa memegang janjimu itu ?”
Soebardjo        : “Tentu saja.”
Wikana            : “Baiklah kalau begitu.”
Soebardjo        : “Terima kasih.”

ADEGAN 3
Sesampainya di Jakarta, 16 Agustus 1945 pukul 24.00 Soekarno mengantarkan anak dan istrinya pulang terlebih dahulu sebelum beliau merumuskan naskah proklamasi bersama para pemuda.
Soebardjo        : “Kita sudah sampai di Jakarta Bung, Mari kita ke rumah Laksamana Maeda untuk membahas proklamasi”
Soekarno         : “Baiklah, tapi tunggu, aku ingin mengantarkan anak dan istriku pulang terlebih dahulu.”
Soebardjo        : “Silakan Bung, kami akan mengantar anda.”

ADEGAN 4
17 Agustus 1945 dini hari. Setelah sampai di rumah Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Imam Bonjol nomor 1, Bung Karno pergi menemui Nishimura agar merubah status dan keadaan di Indonesia. Namun Nishimura tidak mau. Sehingga Bung Karno kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan dalam rumah Laksamana Maeda, berkumpullah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, Sayuti Melik dan BM. Diah untuk merumuskan naskah proklamasi.
Soekarno         : “Saudara-saudara, bagaimana bunyi naskah proklamasi kita ?” (menulis kata “PROKLAMASI” sambil mengejanya)
Soebardjo        : “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno         : “Baik, sudah saya tulis”
Hatta   : “Lanjutannya Bung, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Soekarno         : (menulis sambil mengeja)” Jakarta, 17-8-05. Wakil bangsa Indonesia. Yak, sudah selesai, apakah anda semua setuju ?”
Pemuda           : “Setuju”
Hatta   : “Lalu, siapa yang akan menandatangani naskah ini?”
Soebardjo        : “Bagaimana kalau naskah ini ditandatangani semua yang hadir?”
Soekarni          : “Saya rasa jangan, terlalu banyak. Menurut saya, lebih baik Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia”
Semuanya        : “Setuju.”
Soekarno         : “Sayuti, tolong kau ketikkan naskah ini.”
Sayuti  :”Siap bung.” (keluar untuk mengetik naskah proklamasi)
Hatta   : “Kapan kita akan melaksanakan proklamasi?”
Soekarno         : “Menurut saya, tanggal 17 adalah tanggal baik. Sebagaimana Al-Quran diturunkan tanggal 17, selain itu dalam sehari semalam orang Islam sholat sebanyak 17 rakaat. Jadi, bagaimana kalau hari ini, Jumat legi, tanggal 17 Agustus ?”
Soekarni          : “Setuju Bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan melaksanakannya?”
Hatta   : “Pukul 10.00 tepat, bagaimana?”
Semuanya        : “Setuju”
Soekarno         : “Saya akan menyuruh Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih, tolong siapkan tiangnya.”
BM. Diah        : “Baik Bung, tapi dimana kita akan melaksanakannya?”
Soebardjo        : “Di rumah Bung Karno!”
Semuanya        : “Setuju”
(Sayuti masuk membawa naskah yang sudah diketik, memberikannya pada Soekarno)
Sayuti  : “Ini naskahnya Bung, silakan ditandatangani.”
Soekarno-Hatta           : “Baiklah” (menandatangani naskah)
Hatta   : “Diah, tolong perbanyak naskah ini dan sebarkan ke seluruh Indonesia.”
BM. Diah        : “Siap bung.” (pergi)

ADEGAN 5
Jumat pagi pukul 10.00, semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta untuk mendengarkan pelaksanaan proklamasi. Bung Karno, Bung Hatta, keluar ke serambi depan rumah diikuti Ibu Fatmawati. Bung Karno mendekati mikrofon sebelum membacakan proklamasi dan mengucapkan pidato pendahuluan.
Soekarno           : Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan senidiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seiya- sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami.

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Jakarta hari 17 bulan 08 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno Hatta

Demikianlah saudara-saudara ! Kita sekarang telah merdeka ! Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara merdeka, Negara Republik Indonesia merdeka. Kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.

(Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat diiringi lagu Indonesia Raya oleh semua orang yang hadir)

, August 16, 1945 4:00 AM youth group kidnapped Bung Hatta to be brought to Rengasdengklok without the knowledge of the Group Parent.
Soekarni: (knocking on the door loudly) "Assalamuaikum"
Hatta: (open the door) "Waalaikumsalam"
Dervish: "Let Bung, Bung Hatta to come with us!"
Hatta: "It will be brought where am I? Moreover, why should we go? "
Soekarni: "Rengasdengklok. This has been a decision of the youth. In addition, people will invade the city. "
Hatta: "What are you talking about? If that were true, we would not be able to fight for the Japanese army in Java is still intact. "
Dervish: "It has become our deal dude and you should still come with us to Rengasdengklok."
Soekarni: "It's for the good of your mate."
Dervish, "Come on dude, your time is running out."
Hatta: "All right."

SCENE 7
Youth delegation also kidnapped Sukarno. Soekarno willing to participate with a group of youths to Rengasdengklok if his wife and children are also invited.
Wikana: (knocking on the door loudly) "Bung Karno, Bung Karno!"
Soekarno (open the door) "Iyaa, what is it?"
Saleh: "You must come with us to Rengasdengklok"
Sukarno: "Why would I go with you?"
Wikana: "It has become the consensus of the young man, we will bring you and Bung Hatta to Rengasdengklok"
Sukarno: "There you realize if I had a wife and a young child, what about them?"
(Suddenly there was the sound of crying, carrying out Fatmawati Guntur)
Fatmawati, "What is this Kangmas? Why so many people? Guntur very scared to hear your voice. "
Sukarno: "Nimas, these young men would take me and Hatta to Rengasdengklok."
Fatmawati: "For what Kangmas?"
Salih: "To keep Bung Karno and Bung Hatta of Japanese influence, Mom."
Fatmawati: "And what about me and Guntur? You're going to leave us? "
Sukarno: "Yes, I do not want to part with my wife and my son. If you take me, you also have to take them. "
Wikana: "Well sir, we will bring you and your wife and kids, but we have to go now."
Sukarno: "All right."

SCENE 8
Youth troupe that brought Sukarno and Hatta arrive in Rengasdengklok. Bung Hatta had reached prior to Bung Karno. Both were taken to a room in the house Jiaw Kie Song.
Hatta: "What would you guys that I brought here?"
Soekarni: "We want you and Bung Karno immediately implement the proclamation (releasing the rope binding her hands Hatta)
(Soekarno, Wikana, Fatmawati into the room)
Hatta: "Bung Karno!"
Sukarno: "Hatta, it turns out you were here."
Hatta: "Iyaa, they brought me here, they bring Fatma and Guntur, too?"
Sukarno: "Iyaa Hatta, really. Soekarni, what's going on? "
Soekarni: "Look dude, we wish you both soon proclaimed our independence. Japan had surrendered Dude, this is the right time for us to proclaim the independence of Indonesia. "
Sukarno: "Why are you so easily believe the news Karni? Japan certainly will make us free. But not now."
Wikana: "I disagree with that man, we the youth want independence on our own efforts and not as a gift from Japan."
Soekarni: "That's right sir, if we were independent on Japanese gift, then we are established by the Japanese, we can be colonized again man."
(Salih sign hie)
Wikana: "What Salih, why are you panting like that?"
Salih: "There's a Mr. Soebardjo, he wants to force his way to pick Bung Karno
Wikana: "Well I'm going out to meet him." (Out with pious)
(Outside there Soebardjo)
Soebardjo: "Wikana, can I see Soekarno and Hatta?"
Wikana: "What do you want to meet them, man?"
Soebardjo: "Meeting PPKI canceled because they were not there so I came here wanted to pick them up."
Saleh: "I can not, you are not entitled to bring home their man."
Soebardjo: "Why?"
Wikana: "For us, the youth agreed to urge them to immediately declare independence."
Soebardjo: "Then let me see them first"
Wikana: "Okay, let's go in."
(Soebardjo, Wikana, Salih enter upon Sukarno and Hatta)
Sukarno: "What Soebardjo?"
Soebardjo: "Meeting PPKI canceled. In addition I would like to convey that Japan had surrendered to the Allies. "
Sukarno: "So the news is true?"
Soebardjo: "Iyaa right man."
Hatta: "Did not I and Sjahrir already tell you dude?"
Sukarno: "But I do not believe Hatta"
Wikana: "Then what are you waiting? Let us proclaim our independence. "
Salih: "A man!"
Hatta: "Iyaa, should indeed that man."
Sukarno: "Well I will obey your request."
(Fatmawati holding Guntur crying, approached them)
Fatmawati: "Can we go home? Look at Guntur daritadi kept crying. "
Soebardjo: "Yes, may I bring home Bung Karno and Bung Hatta, Wikana?"
Wikana: "No!"
Soebardjo: "I promise I will keep them at the risk of my life."
Wikana: "What I can promise it holds?"
Soebardjo: "Of course."
Wikana: "Okay, then."
Soebardjo: "Thank you."

SCENE 9
Arriving in Jakarta, August 16, 1945 at 24.00 Soekarno drove home his wife and children before he formulated the text of the proclamation with the youth.
Soebardjo: "We've arrived at Jakarta Bung, Let us go to the house of Admiral Maeda to discuss the proclamation"
Sukarno: "Okay, but wait, I want to deliver a child and my wife home first."
Soebardjo: "Please sir, we will take you."

SCENE 10
August 17, 1945 morning. After arriving at the house of Admiral Maeda located at Jalan Imam Bonjol No. 1, Bung Karno went to see Nishimura in order to change the status and circumstances in Indonesia. But Nishimura did not want to. So Bung Karno back to the house of Admiral Maeda. In the dining room in the house of Admiral Maeda, gathered Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, Sayuti Melik and BM. Diah to formulate the text of the proclamation.
Sukarno: "Brethren, how sound copy of the proclamation to us?" (Write the word "PROCLAMATION" he spelled it)
Soebardjo: "We the people of Indonesia hereby declare the independence of Indonesia."
Sukarno: "Well, I have written"
Hatta: "Follow-Man, The things concerning the transfer of power and others carried out by means of carefully and within the shortest possible time."
Soekarno (write while spelling) "Jakarta, 17-8-05. Deputy of the Indonesian nation. Yak, already finished, if you all agree? "
Youth: "Agree"
Hatta: "So, who will sign this paper?"
Soebardjo: "What if this manuscript signed by all present?"
Soekarni: "I think not, too much. In my opinion, it is better Bung Karno and Bung Hatta, who signed it on behalf of the nation of Indonesia "
Overall: "Agreed."
Sukarno: "Sayuti, please you type in the text."
Sayuti: "Ready mate." (Out for typing text of the proclamation)
Hatta: "When are we going to implement the proclamation?"
Sukarno: "I think the 17th is a good date. As the Koran was revealed on 17, other than that in a day and night the Muslims pray as much as 17 cycles. So, what if today, Friday legi, August 17? "
Soekarni: "Agree Man, the sooner the better. What time are we going to do it? "
Hatta: "At 10.00 precisely, how?"
Overall: "Agree"
Sukarno: "I will send Fatmawati to sew a red and white flag, please prepare the poles."
BM. Diah: "Good man, but where we will carry it out?"
Soebardjo: "In the house of Bung Karno!"
Overall: "Agree"
(Suyuti came in with a script that is already typed, gave it to Sukarno)
Sayuti: "This manuscript Dude, please be signed."
Soekarno-Hatta: "Okay" (signed manuscript)
Hatta: "Diah, please multiply the manuscript and spread to the rest of Indonesia."
BM. Diah: "Ready mate." (Go)

SCENE 11
Friday morning at 10:00, everyone had gathered in the front yard Ir. Soekarno in Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta to listen to the implementation of the proclamation. Bung Karno, Bung Hatta, out onto the front porch followed by Mrs. Fatmawati. Bung Karno approached the microphone before reading the proclamation and introductory speech.
Soekarno: Ladies and gentlemen, I have asked the brothers present, here to witness an all-important event in the history of our nation. Decades we the Indonesian people fighting for the independence of our homeland. In fact it has hundreds of years. Wave action we achieve independence and there was no rise and fall, but our souls remain toward ideals. Also in the Japanese period of our efforts to achieve national independence was no stopping-hentinya.Di the Japanese era, it seems we sensitize ourselves to them, but in essence we are still preparing our own power, but we believe in the power senidiri. Now it's time we really took the fate of the nation and the fate of our land in our own hands. Only the people who dare to take fate into his hands sendirikan can stand up to the strong, then our last night had held a consultation with the leaders of the Indonesian people face. Consultative it has seiya- alliance argued that now comes the time to declare our independence. Brothers ! We hereby declare that unanimity embroidery. Listen to our proclamation.




PROCLAMATION
We are a nation of Indonesia hereby declare the independence of Indonesia.
Things are about the transfer of power and others held way carefully and within the shortest possible time.


Jakarta today 08 years 17 months 05
On behalf of the Indonesian nation

Soekarno Hatta

So brothers and sisters! We now have freedom! No one further ties that bind our homeland and our people. From this moment we are preparing our country. An independent state, the Republic of Indonesia's independence. Eternal, and immutable. Inshallah, God bless our independence.

(Red and White flag hoisting by Suhud and Latief Hendraningrat Indonesian national anthem accompanied by all those present)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar